2004/04/30

paskah

­TIDAK SIA-SIA

SANG SURYA BERSINAR
PANAS TERIK MENERPA BUMI

DARI JAUH TAMPAK BUKIT BATU SERUPA TENGKORAK
DI ATASNYA TERTANCAP TIGA BATANG KAYU
KAYU ITU TIDAK LURUS KE ATAS
ADA KAYU SILANG MELINTANG
BAGAIKAN TIGA PALANG BERDIRI

PERLAHAN KUDATANG MENGHAMPIRI
INGIN MELIHAT DARI DEKAT
TERTEGUN AKU SETELAH MEMANDANG
PADA TIAP PALANG TERPANCANG SESOSOK TUBUH
SEMUA NYARIS TELANJANG KOTOR MENGERIKAN

MATAKU TERPAKU PADA PANDANGAN ITU
PADA SOSOK TUBUH YANG DI TENGAH
TERAPIT DUA SOSOK DI KANAN DAN KIRINYA
SOSOK DI TENGAH BUKAN CUMA TELANJANG
TAPI BERLUMURAN DARAH DARI PUCUK KEPALA
KE SEKUJUR TUBUH HINGGA UJUNG KAKINYA

DARI KEPALA ALIRAN DARAH MEMBEKU
KARENA TUSUKAN TAJAM RANGKAIAN DURI
YANG TERTANAM BAGAIKAN MAHKOTA
DARAH JUGA MEMBEKU PADA BAGIAN TUBUH
YANG TERKELUPAS KULITNYA DAN TERKOYAK DAGINGNYA

MASIH TERLIHAT TETESAN DARAH DI TANAH
YANG MENGUCUR DARI TANGAN TERPENTANG
TERPAKU PADA PALANG YANG MELINTANG
TETESAN DARAH JUGA MENGGENANG
DARI KEDUA KAKI YANG BERTUMPU
TERPAKU SEBAGAI PENYANGGA TUBUH

DARAH JUGA MENGALIR DARI LUKA MENGANGAH
DI SAMPING TUBUH BEKAS SENJATA TAJAM
YANG DIHUJAMKAN DENGAN KEKUATAN KEJAM

MATA KUTUTUP KEPALA TERTUNDUK
MEMBAYANGKAN KESAKITAN KEPEDIHAN
PENDERITAAN KESENGSARAAN YANG TELAH BERLAKU

AIR MENETES DARI MATA
DARAH MENITIK DARI HATI
JERITAN MERAUNG DARI SUKMA

MENGAPA OH MENGAPA
SEMUA IT TERJADI
DOSA BESAR APAKAH
YANG LAYAK DIHUKUM
SEDEMIKIAN RUPA

TIBA-TIBA KUDENGAR BISIKAN
LEMBUT SEPERTI ANGIN SEPOI-SEPOI
MENGHEMBUS DI DALAM KALBU

"INILAH TUBUHKU YANG TERKOYAK UNTUKMU
INILAH DARAHKU YANG TERKUCUR UNTUKMU
MAKANLAH DAN MINUMLAH
SEBAGAI PERJANJIAN
BAHWA AKU TELAH MENEBUS DOSA-DOSAMU
CAMKANLAH KESENGSARAAN
DAN PENDERITAANKU INI
DAN JANGAN BERBUAT DOSA LAGI"

AKU JATUH TERSUNGKUR
DITANAH TERCAMPUR DARAH
BERSERU TANPA SUARA

"YA TUHAN AMPUNILAH DOSAKU
KARENA BUATKU DAN SEMUA UMAT MANUSIA
TUHAN SUDAH MENDERITA SEDEMIKIAN RUPA
TOLONG DAN KUATKANLAH
SUPAYA KAMI BISA MENEPATI JANJIMU AMIN'"

By Unknown send to me by EK@LA

2004/04/19

tulisankuyangseharusnyadimusnahkan

Do it right and you wont regret it.. believe it.

tanpa ampun

bingakinya telah keropos oleh ketamakan
lukisan indahpun pudar tanpa kata
harta yang dulu terpendam teguh
hari ini luntur hanya oleh kejamnya asa

lukisan itu sudah tidak bernilai
dia hanya sekedar kenangan semu
yang diam diketidakindahannya
yang mungkin dicampakan orang begitu saja

dan pasti akan dilupakan....


from zero to hero,...tinggalkan atribut pecundang angkat kepala, orasikan dengan keras dan biarkan semua orang tau pecundang itu hanya masa laluku.!!!!!!!!!

pecundang

bercakap seperti aparat
berbusa berbuih seperti sekarat
lepaskan belenggu yang terikat
dan coba untuk tidak kembali terjerat

sampai dimana kita terpenjara
nurani ini berontak akannya
sejenak terlihat bayangan di mata
tak jelas dan tidak tertara

jiwa ini masih saja ciut
takut seperti seorang pengecut
tapi biarlah seperti itu adanya
karena akulah pecundang itu


stimik jayakarta / 130404 jam 8 maleman


Waktu liat foto masa kecil anjissssss masa ini ??? masa yang gak akan pernah ada lagi dan masa paling nikmattttt ! gila aku tergila oleh kecil...........

kecilku segalaku

kecilku disana aku bermain
kecilku disitu aku menangis
kecilku disitu aku belajar
kecilku didalamnya aku bahagia
kecilku disaatku tanpa beban
kecilku tidak ada tanggung jawab
kecilku indah tiada dua
kecilku aku bebas
kecilku aku rindukan
kecilku gak akan pernah kembali
keciku hanya kenangan sesaat
kecilku selamat tinggal

2004/04/10

ini lagunya homicide - hip hop brengsek

Semiotika Rajatega

MC hari ini lebih banyak memakai topeng dari Zapatista/
hampir sulit membedakan antara bacot patriot dan miskin dengan logika/
bicara tentang skill dan kompetisi, mengobraL sompral/
jatuh setelah berkoar, lari dengan ujung kontol terbakar/
MC butuh federasi dan breakbeats berdasi/
untuk sekantung wacana dan basi dan eksistensi/
MC Tampon, mencoba membuat mall menjadi Saigon/
amunisi tanpa kanon, mucikari martir yang gagal mencari bondon/
sarat kritik, kosong esensi seperti khotbah kyai Golkar/
bongkar essay kacangan lulabi usang pasca makar/
gelora manuver rima Kahar Muzakar/
tak akan pernah dapat menyentuh beat pembebasan B-Boy Ali Asghar/
hiphop chauvis, kontol kalian bau amis, memang tak akan pernah habis/
persis duet Hitler tanpa kumis dan Earth Crisis/
krisis identitas teman nongkrongnya 'niggaz'/
sebut dan diss nama kami, kubuat bacot kalina karam seperti Tampomas/
berusaha setengah mati menjadi negasi/
berlindung dibelakang pembenaran interpretasi, basa basi/
mengorbankan kebanggaan dengan microphone terseret/
tak sabar menunggu saat monumental kalian berduet dengan Eurico
Guterez/

ternyata rencana invasimu lebih meleset dari konsepsi/
dan predikasi partai marxist akan kematian borjuasi/
melemparkan invitasi MC pada setiap rima/
dan homicide masih mendominasi sensus kematian populasi akibat
rajasinga/
MC adalah negara yang membuat kontradiksi tak pernah final/
tanpa manifestasi yang sesubstansial gerilyawan maoist di Nepal/
lirikal neoliberal, yang memaksa index lirikmu turun drastis/
yang terlihat lebih dungu dari logika formal, terlalu tipikal/
dan masih jauh dibawah horizon minimal/
memiliki nasib yang sama dengan PSSI dalam kancah inernasional/
hadirkan konfrontasi maka MC lari dari mencari pengacara/
dan mengakhiri argumen dengan histeria seperti Yudhistira tanpa hak
cipta/
jangan berharap unggul dengan skil bualan ala TV media/
yang membuat kau dan Iwa tersungkur dalam satu kriteria/
representasi yang membuatmu nampak seperti fatamorgana/
membuat setiap microphone battle berakhir dengan wajah yang sama/
persetan dengan persatuan, hiphop hanya memiliki empat unsur/
dua microfon, kau dan aku, tentukan siapa yang lebih dulu jatuh
tersungkur/

memang memuakkan melayani diplomasi scene lawakan/
tapi kalian pasti dapatkan jika kalian menginginkan konflik atas nama
kebanggaan/
bidani bacot murahan tentang imortalitas hiphop seperti liang dubur/
pahlawan kesiangan yang membuat lagu lama konservatif keluar liang
kubur/
karena aku adalah seorang kapiten neraka/
mematahkan pedang panjang para lokalis duplikat dan plagiat para Wu-
Tang/
label adalah reduksi, komoditas residu industri/
kultural hegemoni, membidani oponene dalam posisi/
prosa pramudya yang bukan Ananta Toer/
mengepal jemari meski dengan batas teritori yang terkubur/
arwah objek kritik lapuk layal sosialisme ilmiah/
kalian ancam kami dengan lulabi akidah/
paku dalam bingkai kaca keagungan moralitas, persetan kuantitas/
kematian memang identitas yang tak perlu imortalitas/
memenej kalbu tanpa kotbah Aa Gymnastiar/
menembus urat nadi distribusi tanpa harus membuat izinku terdaftar/
MC menabur bensin dan tak pernah punya nyali menyalakan korek/
membacot dibelakang punggung lebih parah dari CekNRicek...


PURITAN (Godblessed Fascists)*
oleh: kolektif post-mortem hip-hop setan Homicide
MC Morgue Vanguard & Sarkasz

adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya:
“tebas lehernya dahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya”
pastikan setiap tema legitimasi agama seperti hak cipta
supaya dapat kucuci seluruh kesucianmu dengan sperma
persetan dengan Surga® sejak parameter pahala
diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengan nyawa
kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa
target operasi di antara segudang fasis seperti FBR di Karbala
karena aku adalah libido amarahmu yang terangsang dalam genangan darah
selangkangan Shanty jika kau menyebut parang bagian dari dakwah
melahap dunia menjadi menjadi pertandingan sepakbola
penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera
para manusia-unggul warisan Pekan Orientasi Mahasiswa
paranoia statistika agama, wacana-phobia ala F.A.K
B-A-K-I-N tak pernah bubar, mewujud dalam nafas kultural
persis wakil parlemen yang kau coblos dan kau tuntut bubar
partai bisa ular, belukar liberal
Gengis Khan mana yang coba definisikan moral
persetankan argumentasi membakar bara masalah
dengan kunci pembuka monopoli anti-argumen komprehensi satu bahasa
instruksi air raksa mereduksi puisi hingga level yang paling fatal
kehilangan amunisi, sakral adalah ambisi
wadal modernisasi, program labelisasi Abu Jahal
distopia yang tak pernah sabar untuk menuai badai

untuk setiap kebenaran dan keagungan yang kau bela dengan nyawa
dan membuat orang lain mati bersamamu
untuk setiap ide yang kalian berangus atas nama surga yang kalian harapkan
come on!

aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang kalian anggap layak bongkar
dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar
jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral
sampai api terakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal
batalyon pembenci Gommorah sucikan dunia dengan darah
menipiskan batas antara kotbah dengan gundukan sampah
jika membaca Albert Camus menjadi alasan badan-leher terpisah
lawan api dengan api dan biarkan semua rata dengan tanah
lubang tai sejarah, memang dunia adalah
kakus raksasa nikahi bongkah kranium kerdil berpinak ludah
jika idealisme-mu tawaran untuk mengundang surga mampir
berikan bendera dan seragammu, kan kubakar sampai arang terakhir
sratus kali lebih dangkal dari kolom Atang Ruswita
seribu kali lebih busuk dari tajuk majalah Garda
untuk semua idiot yang berfikir semua ide dapat berakhir di perapian
tak ada dunia yang begitu mudah untuk kalian hitamputihkan
mendukung keagungan layak Heidegger mendukung Nazi
propaganda basi, wahyu surgawi dengan bau tengik terasi
jika suci adalah wajib dan perbedaan harus melenyap
maka jawaban atas wahyu parang dan balok adalah bensin, kain dan botol kecap

Yo, FASIS YANG BAIK ADALAH FASIS YANG MATI!
FASIS YANG BAIK ADALAH FASIS YANG MATI!
FASIS YANG BAIK ADALAH FASIS YANG MATI!
tunggu di ujung jalan yang sama saat kalian mengancam kami

“religion is your personal business”

. . .
dengan atau tanpa label agama, fasis tetaplah fasis
begitu seragam pada nisan yang mereka salin
pastikan semua berakhir getar langit menghitam


Penjelasan:
Lagu ini ditulis pada pertengahan tahun 2001 lalu. Ketika terjadi fenomena
pemberangusan gerakan ‘pro-dem’ (whatever the fuck that means), dan
sweeping plus pembakaran buku-buku yang dicap ‘kiri’ oleh beberapa golongan
yang berlindung dibalik topeng moral agama dan nasionalisme. Tak hanya
sekedar itu, dengan dukungan propaganda massif lewat media massa (para elit
mereka notabene merupakan pemilik beragam media massa lokal), mereka juga
melakukan penganiayaan, pemukulan, penculikan bahkan penyerangan dan
pembongkaran markas-markas aktivisme di beberapa kota. Pada awalnya hanya
hanya sebagian kecil saja yang memberanikan diri menentang mereka secara
terang-terangan namun pada akhirnya gelombang fasis baru ini direspon
dengan perlawanan di basis akar rumput pada hampir setiap kota.

Beberapa kawan menyarankan untuk tidak merilis lagu ini dengan alasan
klise; masyarakat kita adalah masyarakat religius, namun kami berargumen
bahwa fasisme tidak ada hubungannya dengan religius atau tidaknya sebuah
masyarakat. Kultur religius tidak harus dibarengi dengan tabiat Mussolini
dan Stalin, dan kami pikir setiap orang pun dapat membedakan antara agama
dengan fasisme, terutama mereka yang selalu membuka ruang bagi perdebatan
dan argumentasi. Kecuali memang jika kita dikelilingi oleh para fasis atau
dalam kata lain masyarakat kita hari ini adalah wujud lain dari gabungan
pasukan Ariel Sharon dan Neo-Nazi. Itu sudah beda masalah.

Lagu ini kami dedikasikan pada mereka yang pada hari-hari tersebut berada
digaris depan, mulai dari Medan, Lampung, Jakarta, Bandung, Jogja, hingga
Surabaya.

Keep ya head up, brothers.
Stay Strong.

dari http://sayap-imaji.tk/

2004/04/02

aku sakit

Sakit itu memang menyakitkan dan ingin segera rasanya sembuh dan bermain hiks.. oh tuhan sembuhkan lah akuuu.. huhuhuuhu....

penyakit itu menyakitkan

saat tubuh ini kehilangan pertahanan
kau serang tiap titik kelemahan
sampai akhirnya aku terkapar
dan raga ini terkujur tanpa daya
sekarang kau kuasaiku
dan dewa kemengangan dipihakmu
namun aku tidak akan tinggal diam
revolusi di tubuh lemahku bangkitlah
jangan biarkan penyakit menjajahmu
kobarkan semangat untuk sembuh
bunuh bibit penyakit dengan obat
berantas mereka sampai punah
dan pagari raga ini dengan antibodi
sekarang aku menang
aku tertawa dan bebas