2004/07/30

Prihatin sama AFI

Yeah.. AFI sekarang sudah kayak sinetron Tersanjung, saat ini sudah ada AFI 2 bentar lagi 3 dan AFI Junior pun udah ada, memang bagus menyaring benih2 "penyanyi", iya pertamanya kalo enggak salah AFI dibuat untuk dapetin orang yang memiliki talent apa saja bukan hanya menyanyi.. dari tujuan utamanya AFI udah totally wrong menurut gue, walaupun pendaftaran geratis tapi sepertinya masih aja ada yang lewat "belakang" untuk bisa jadi finalis AFI ini, bukti gak ada sih, tapi gue yakin itu terjadi karena ini kan Indonesia gitu loh.
Lagi2 salah menempatkan sesuatu salah pada tempatnya, Indonesia memang kaya akan budaya dan seni, tapi untuk iptek kita jauh ketinggalan, ya walaupun ada sih yang maju tapi itu kan gak banyak dan mungkin bisa dihitung dengan jari, so untuk hal perAFIan gitu kayaknya perlu direconstruct ulang deh, dan tempatkan sesuai porsinya.

berikut hasil pendapat anak2 yang ada di friendster di Bulletin Boardnya tentang AFI, di friendster juga ada para bintang AFI tapi engga ada komen deh.. hehe
Bulletin Board - Friendster
::trebor::
AFI part 2 cool ....
but untuk akademi kaya gini koq sepertinya
diutamakan banget ... ga proporsional ama
akademi bidang yang laen...( jijay gw liat yg
histeris banget nonton AFi )
penting but ga PENTING BANgetZ khan !!!
CINDY.... loe mirip gebetan gwweeeeeeeeee !!
huhuhuhuhuhuuuuuu
sakitjiwaz:
apa itu AFI? daripada nonton AFI mendingan
nonton
burgerkill live on stage gwa mah
[de®i] :
AKADEMI FUCKTANSIA INDONESIA
AKADEMI FASISME INDONESIA
Apakah kita akan diam saja melihat mereka
menanamkan bibit bibit kehancuran kultural dan
moral pada anak kita .. AFI hanyalah exploitasi
tak berpendidikan pada anak muda indonesia
untuk
satu tujuan "komersil"... Hanya ada satu kata
LAWAAAANNN
Afi????
mendingan KDI deh...
AFI tontonan para jomlo, malam minggu kok ada
dirumah ckckckckc....
Message: Gue benci AFI karena.....
Message: "mempertontonkan perbuatan bodoh
secara
terbuka.
Mosok saingan di-eliminasi pake dinangisin, di-
peluk2, dicium (curu-curi kesempatan ya?),
bukannya harusnya senang/bangga bisa
ngalahin
pesaing yang lain? C'mon, this is a tough world,
man!"
--Endy--
AFI Suck,itu mah buka ajang utuk nyari karakter
suara original penyanyi tapi hanya untuk
sekedar
nyari popularitas belaka....Anjing kapitalis tu
event cuma buat komersil doank...
-AJO-
Diah-->bawa tas geredekan kaya tukang DVD
Tiara:
Gue benci AFI karena gue cinta KDI!!!!
~ BuLan ~
HuahuHua..ancur emang lo tir..!??!!
ato beneren lagi lo suka KDI..Busyeett..ngaco
bratt..Gue benci AFI karna terlalu diforsir
orangnya stlh keluar..jadi ga mentingin Quality
lg..in the end pasti hilang..sian dey
Danang
gue benci karena KOPER
arga
Gwe benci AFI 1 (cowo2nya kaya bencong
taman
lawang dan suaranya pengen nutup kuping kalo
denger)dan AFI 3 (udah basi)...kalo AFI 2 gwe
seneng soalnya ada nia huhuhhuh
laura:
ga suka!!!!!
Mendingan nonton Indonesian idol yang jelas2
lebih berkualitas!!!!Joy menang!!!
Septo:
Hmm afi 2 lumayan...ada cindy ehhehehe...
tapi mendingan nonton indonesian model..ada
gita.ekkekeke...
ReRe:
SALAM AKADEMIA, gak mungkin gue gak suka
AFI...
gila ya ... Adi Nugroho kan lucu, jadi gue gak
perduli sama akademianya... hidup ADI
NUGROHO
myra :
afi? apakah tv2 di dunia ini sudah tidak punya
acara yg lbh berkualitas lagi?? animal planet
itu
lebih bagus..hewan2nya lebih lucu2 drpd
penyanyi2
di afi
*Aish* :
Wakksss,afi?? Silly idea, over reacting, nggak
bermutu,too much exposed yg gak perlu,abg
banget,terlalu komersil yg dibuat-buat,terlalu
banyak jual mimpi..Ampe anak kecil mau aja
bunuh
diri pake baygon gara2 afi!!!!Bah,pokoknya
ancur
lah bangsa 'ni gara2 afi...
*ardhi* :
AFI yah...hm...
aa gym pernah bilang...
ketenaran yang didapat sesaat maka akan
hilang
dengan cepat pula...
klo gw seh terserah aja smua tipi bikin
acara...yg jelas gw akan nonton yg bermutu
tinggi...kayak IDOL gitu deh...
HenrY :
AFI..namanya juga Akademi FANTASI
Indosiar.Yg
dijual juga cuman fantasi ato mimpi-mimpi doank
ky
sinetron indonesia..kualitas suara-nya yg bagus
cuman 1 ato 2 orang aja..yg lainnya spt kt juri
Indonesian Idol STD(standard)...
gw lebih suka Indonesian Idol.. hidup Joy...!!!
JOY TO THE WORLD IDOL.....
---rdp---
AFI tuh ga bagus, mendingan gue nonton IDOL
aja.... hayo siapa yg dukung HELENA
==============end==================

Cerita lain di balik AFI
PART 1

AFI Versus IPA
Oleh : Ade Armando (Dosen UI dan Pengamat Media)

Pernah dengar nama Yudistira Virgus? Atau, Edbert Jarvis Sie? Atau,
Ardiansyah? Andika Putra? Atau, Ali Sucipto?

Kalau Anda menganggap nama-nama itu terasa asing di telinga, jangan
berkecil hati. Maklumlah, mereka memang tidak cukup diekspos media massa.
Jangankan tampang, nama mereka saja tidak hadir di halaman satu surat
kabar, di halaman depan tabloid dan majalah, apalagi di prime time siaran
televisi dan radio kita.

Dibandingkan Veri, Kia, dan Mawar (tiga finalis AFI), misalnya, pemberitaan
soal Yudistira dan kawan-kawan bisa dibilang 'cuma seujung kuku'.

Padahal, prestasi mereka sangat membanggakan. Mereka berlima semua siswa
SMA membawa Indonesia menempati peringkat lima besar dalam Olimpiade Fisika
Internasional di Pohang, Korea Selatan, yang baru berakhir Kamis lalu.

Dalam ajang prestisius yang diikuti 73 negara ini, Indonesia hanya berada
di bawah Belarusia, Cina, Iran, dan Kanada. Negara-negara besar seperti AS,
Jepang, atau Jerman dilibas. Yudistira merebut medali emas untuk kategori
total ujian teori dan praktik (eksperimen), sementara keempat teman lainnya
merebut medali perak dan perunggu.

Tapi, begitulah Indonesia.

Pencapaian dalam kemampuan menguasai atau mengembangkan ilmu pengetahuan
tidak memperoleh perhatian besar. Remaja Indonesia, sejak kecil, diajarkan
untuk justru mengagumi hal-hal tidak mendasar.

Lihat saja bagaimana saat ini ribuan remaja Indonesia berduyun-duyun
mengikuti berbagai ajang kompetisi adu tarik suara atau bahkan adu
kecantikan. Impian 'menjadi bintang' terus dipompakan ke benak bangsa ini.

Program seperti AFI dan semacamnya tidaklah buruk. Tapi, skalanya sudah
menjadi begitu besar dan sama sekali tidak proporsional sehingga bisa
menyesatkan rentang pilihan yang terbayang di benak bangsa ini.

Indonesia adalah negara miskin dan terbelakang. Salah satu syarat utama
untuk mengatasi ketertinggalan ini adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Karena itu, negara ini membutuhkan penghibur (entertainer) dalam
jumlah 'secukupnya' saja.

Kita tentu perlu mensyukuri lahir dan tumbuhnya sebuah generasi muda yang
cantik, gagah, pintar menari dan bernyanyi, atau berakting; namun kita
memerlukan lebih banyak lagi orang pintar.

Kepintaran rupanya memang tak dianggap punya daya tarik tinggi. Akibatnya,
media massa tidak memberi tempat cukup bagi prestasi yang terkait dengan
'keunggulan otak'.

Tanpa disengaja, media tidak mengondisikan masyarakat untuk menghargai
'kepintaran'.

Bahkan, di siaran televisi, lazim kita melihat bagaimana kaum ilmuwan
ditampilkan secara karikatural: sebagai profesor pikun beruban dan
berkacamata tebal yang tidak punya kehidupan sosial. Pasokan sumber daya
manusia unggul di negara ini dipinggirkan.

Tentu saja bukan cuma media massa yang berkonstribusi. Kita misalnya juga
tidak melihat upaya serius pemerintah untuk memelihara dan mengembangkan
kualitas brainware ini.

Yudistira dan kawan-kawan pun bisa saja akhirnya tidak akan dapat
dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa ini karena mereka keburu digaet pihak
asing.

Yudistira misalnya dikabarkan sudah memperoleh beasiswa dari sebuah
universitas teknologi di AS. Dikabarkan pula dua anggota tim Olimpiade
Fisika sudah diterima Nanyang University of Singapura (NUS).

Maklumlah, perguruan tinggi asing ini aktif mendekati para calon ilmuwan
terbaik yang mereka dapati di ajang internasional, sembari mengiming-imingi
beasiswa, jaminan hidup, dan bahkan jaminan kerja Sementara Indonesia,
hanya mengamati mereka dari jauh.

Tidak pernah dengar nama Yudistira Virgus? Tidak apa-apa, kok. Ia cuma
pemenang medali emas di Olimpiade Internasional!

PART 2
Diterima di ITB Malah Kebingungan

PEMENANG konser Akademi Fantasi Indosiar (AFI) boleh tersenyum lega,
sebab setelah konser usai, mereka segera mendapat tawaran rekaman
atau nyanyi dan dapat uang dari berbagai sumber. Tidak demikian
halnya dengan pemenang Olimpiade Biologi Internasional.

Usai mendapat 'penghargaan' dari Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dikdasmen), Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sebesar Rp5
juta per orang, mereka tambah miris dengan masa depan mereka sendiri.
Sebab, bukan tawaran main sinetron, hiburan ataupun tawaran model
iklan dari berbagai produk yang berarti bakal dapat duit.

Sang juara Olimpiade itu harus berpikir keras bagaimana mencari duit
untuk kelangsungan sekolah mereka. Seperti yang dialami Mulyono,
pemenang medali perunggu Olimpiade biologi dari SMAN di daerah Pare,
Kediri, Jawa Timur (Jatim).

Mulyono mengaku dirinya telah diterima masuk di Institut Teknologi
Bandung (ITB) jurusan mikrobiologi melalui ujian saringan masuk yang
diterapkan oleh ITB sebelum SPMB berjalan. Untuk meringankan siswa
yang orang tuanya petani itu, Mulyono mendapat dispensasi tidak harus
membayar uang masuk yang besarnya sekitar Rp45 juta, tetapi untuk
biaya kuliah serta biaya hidup selama di Bandung masih tetap menjadi
pikirannya.

"Ya, itulah yang mengganggu pikiran saya, dari mana saya harus
mendapatkan uang," katanya lirih. Peraih medali perak dalam lomba
sains nasional yang diselenggarakan di Balikpapan belum lama ini,
sedang berusaha mencari sponsor agar dirinya bisa memperoleh dana
bagi kelangsungan sekolahnya kelak.

Mulyono sempat bingung menghadapi uang kuliah yang besarnya Rp1,7
juta per semester, belum lagi biaya hidup di Bandung yang berdasarkan
pemantauannya lebih dari Rp400.000 sebulan. "Tanpa adanya beasiswa
atau sponsor, mustahil saya bisa kuliah di sana," kata Mulyono.

Kondisi serupa juga dialami Ni Komang Darmiani yang bersama-sama
dengan Mulyono pergi ke Brisbane, Australia untuk membawa nama bangsa
dalam Olimpiade Biologi tersebut, masih bingung terhadap masa
depannya. Darmi mengaku telah diterima di Fakultas Kedokteran,
Universitas Udayana melalui jalur Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK).

Namun, sebelum berangkat ke Brisbane untuk membuktikan bahwa bangsa
Indonesia bukanlah bangsa terbelakang dengan cara ikut olimpiade
sains, Darmi sempat bingung karena ia diwajibkan membayar uang
pangkal dari Universitas Udayana sebesar Rp11 juta.

Ketika pulang dari Australia dan Dirjen Dikdasmen memberikan
uang 'penghargaan' sebesar Rp5 juta dirinya sempat bergumam, "Wah,
masih kurang Rp6 juta lagi."
Terbayang di hadapannya, orang tuanya yang guru SMA, harus berusaha
keras menyediakan kekurangan biaya tersebut, belum lagi biaya
semester yang harus dibayarnya serta biaya hidup di Denpasar kelak
bila ia belajar di Universitas Udayana.
Letak Denpasar sangat jauh dari kediaman orang tuanya di Desa Bila,
Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Singaraja. Artinya, selama menuntut
ilmu mau tidak mau ia harus indekos karena tidak ada famili di sana.
Anugerah AFI yang hanya diselenggarakan di Indonesia begitu besar,
tetapi mengapa anugerah Peraih Medali Perunggu olimpiade sains Cuma
sebesar itu. Kapan masyarakat bumi tercinta ini mulai menghargai anak
bangsanya yang telah membawa harum di dunia internasional. Jadi,
kapan bangsa ini mulai menghargai orang cerdas dan pintar? (Hru/B-1)

Sumber: Media Indonesia - Kamis, 22 Juli 2004

2 bait tulisan

sisi lain

lihat geliatnya di sana
apa yang hinggap
dan apa yang terserap
tidak tercerna dengan baik
tidak terolah matang matang
kini sudah dalam
sudah terkontaminasi
teracuni dan terkarbonasi
sakaw akan omong kosong belaka
tiada titik cerah
gak ada mata hati
semuanya salah dan rusak

coba sejenak kosongkan pikiran
lihatlah setiap tindak tanduk
ambil sisi lain dari hidup
teropong masuk kedalamnya
semua pasti terlihat jelas
koreksi dan angkat jiwamu dari sana
setelah terbang melayang dan jatuh
bangkitlah
mulai dari akar lagi
lurus tidak berkelok
masa depan masih cerah dan panjang
masih jadi impian di hati
raihlah dengan bersih

2004/07/20

HAHAHA...

mati ajalah yang ngelarang ngelarang ketawa !
 
 
senyum dan tawa
 
kebisuan majemuk hantui setiap sisi gurauan
semakin basi jemu dan hening tak keruan
sedikit simpul di pelipis bibir koyakkan kebosanan
sudah saatnya lepaskan kekangan erat bebanmu
tidak ada salahnya tertawa
ataupun sedikit tersenyum
cairkan kebekuan suasana ruang
hanya dengan itu rasa salah dan marah terkikis
tak ada arti berdiam diri dan termenung sendiri
mari datang dan ikut bersenda dalam gurau
dan nikmati hidup dalam ceria dan sukacita
dan biarkan hidupmu lebih hidup sendirinya
itu akan terasa indah selalu
tersenyumlah tertawalah
penuhi harimu dengan senyum
 

2004/07/19

tribute to my parent

kenapa tuhan menciptakan orang tua ? hanya supaya aku ada ? ato supaya namaNya tetap hadir ? Apapun itu aku tetap mencintai orang tua dan Tuhanku..

papa mama dan aku

dari berjuta benih hanya satu yang tinggal
satu tambah satu jadi satu di rahimnya
dan diam disana untuk 9 purnama lebih
lewat dari situ terlahirlah sosokku
kau rangkul aku dan meninabobokkanku
kasih dan sayang kalian besar di hidupku
kala mataku berlinang kau hadir
kala hatiku sepi kalian penuhi dengan canda
hariku indah bersamamu

kalian marah suatu saat
aku pun dendam padamu
tapi apalah artinya dibanding dengan kasihmu

kukagumi kau papa
kukagumi kau mama
kucinta kalian selamanya
hidup ini berarti karenamu
tuntunan tanganmu hantarku
sampai disini menjadi seperti ini
seperti yang kuingini

papa mama inilah aku
anakmu buah hatimu
dulu yang kecil nakal dan sering melawan
ingatkah masa indah di waktu dulu
kalian selalu sinari hatiku
binari setiap langkahku

tak cukup kata untuk luapkan terimakasihku
tak cukup bait dan halaman untuk cintaku
tak akan pernah cukup

you're gorgeous parents to me

2004/07/11

kalah

Wah sendal jepit sudah rilis albumnya bahkan di mtv sudah ada klipnya yang judulnya kalah, disitu lagunya Metal eh di albumnya melodics still exist, tulisan ini hadir karena kalah.

saat kekalahan pun tiba

mati kaku diantara batu
gelap dan selalu beku
yang keluar hanya kata bisu
namun tetap hangat kuku

nuansa biru hanyutkan perahu
ombak pecahkan sunyi tidurnya serdadu

hantaman dan dentuman peluru
buat sang panglima kaku
mati dan kalah perang panglimaku
pulanglah dengan gelarmu

tiada guna untuk bersatu
apalagi untuk saling membahu
terima saja itu belenggu

2004/07/10

english written

men minggu ini adalah minggu pertama dan banyak banget kerjaan dan bla bla dateng ke meja en otak yang mau engga mau harus dikerjain sampe beres dan harus on time ! shit !

face it

problems come in and out
keep your head up
face it all
with a brave heart
dont act like a coward
stop hiding
and stop complaining
chills
let's face it

bahasa inggris lah biar gaya gitulah.